Lebih dari setengah populasi dunia menggunakan internet, mulai dari anak-anak hingga orang tua, pria dan wanita, serta orang dari berbagai kalangan serta jenis pekerjaan, tak terkecuali pelajar. Internet dan media sosial adalah satu kesatuan dan ibarat pisau bermata dua.
Jika digunakan dengan tepat, internet bisa menambah wawasan dan bahkan menghasilkan uang. Namun jika penggunanya tidak bijak, media sosial bisa menjadi boomerang yang tidak hanya merusak diri tapi juga merugikan orang-orang di sekitar. Lantas, seperti apakah dampak media sosial bagi para pelajar?
Dampak Negatif
Ketika disurvei tentang bagaimana penggunaan media sosial dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari para pelajar, ditemukan dampak negatif seperti berikut ini:
- Mempengaruhi Produktivitas dan Mengganggu Konsentrasi
Pelajar zaman now mulai mengandalkan aksesibilitas informasi yang tersedia di platform media sosial dan berbagai situs web untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah.
Dengan kata lain, pelajar tidak begitu fokus pada penjelasan guru atau berusaha lebih keras untuk mendapatkan jawaban secara manual dari buku karena menganggap semua hal sudah ada di internet termasuk jawaban dari soal-soal ujian.
Tanpa disadari, hal ini dapat menyebabkan penurunan prestasi akademik secara keseluruhan karena para siswa kurang penyimpan informasi. Selain itu, kemampuan untuk berkonsentrasi pada tugas yang sedang dikerjakan juga berkurang secara signifikan karena gangguan yang dibawa oleh semua situs media sosial.
- Kurangnya Ruang Privasi
Media sosial akan terus ada, dan seiring berlalunya hari, mereka memainkan peran yang lebih besar dalam hidup manusia. Hal inilah yang kemudian membuat pengguna media sosial tidak lagi memiliki ruang privasi.
Terutama untuk para pelajar muda yang cenderung berpikir singkat dan kurang memahami dampak, media sosial yang jelas-jelas bisa dilihat oleh siapa saja seolah dianggap sebagai buku diary pribadi untuk menceritakan masalah keluarga, memposting akun rekening, menunjukkan data diri pribadi, dsb.
- Gaya Hidup Tidak Sehat
Umumnya, para pelajar belum bisa mengatur waktu dan membatasi diri untuk bersenang-senang seperti orang dewasa, sehingga jadwal sehari-hari sering berantakan dan waktu belajar menjadi sangat kurang.
Berdasarkan sejumlah survei yang ada, diketahui bahwa media sosial menyebabkan kecanduan dan dapat mempengaruhi kualitas tidur, terutama bagi pelajar yang memiliki kebiasan bermain game dan membuka media sosial sebelum tidur.
Hasilnya adalah siswa akan bangun siang, buru-buru berangkat ke sekolah, dan bahkan tertidur di kelas atau tidak dapat fokus karena terlalu lelah. Kecanduan media sosial juga bisa membuat seseorang malas berolahraga dan sering telat makan atau makan lebih banyak menu tidak sehat hanya untuk mengikuti tren.
- Mengancam Kesehatan Mental
Berbagai penelitian telah menunjukkan hasil bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan dapat menyebabkan suasana hati yang buruk, memicu stres, dan mempengaruhi kesehatan mental secara keseluruhan.
Misalnya, para pengguna Instagram merasa berkewajiban untuk mengedit foto dan membuat caption yang menarik hanya agar terlihat “aesthetic”. Pengguna mungkin juga mulai membandingkan dirinya dengan orang lain dan berpikir, “Dia lebih cantik”, “Mereka lebih kaya”, “Saya jauh dari kata sempurna”, dll.
Pikiran-pikiran negatif semacam ini juga bisa membuat manusia lupa akan nikmat Tuhan karena kurangnya rasa syukur. Bahkan dalam beberapa kasus, banyak pelajar yang menuntut orang tua untuk membelikan barang-barang branded karena ingin terlihat kaya dan kekinian.
Orang tua yang tidak menuruti permintaan ini biasanya akan beradu argumen dengan sang anak dan menyebabkan pertengkaran bahkan bisa merenggangkan hubungan. Namun bagi orang tua yang selalu mengikuti kemauan anak bisa saja terlilit hutang karena memaksakan kemampuan.
- Kurang Bersosialisasi
Siswa yang lebih suka bersosialisasi secara online cenderung tidak memiliki waktu untuk bersosialisasi secara langsung, baik dengan teman maupun keluarga. Beberapa orang bahkan bisa merasa sulit untuk berbicara di depan publik karena sudah terbiasa mengobrol via chat atau telepon.
- Konten Tanpa Filter
Tidak semua konten di internet cocok untuk dilihat pelajar. Namun sayangnya, konten-konten ini tidak dapat difilter. Dampak dari konten tidak pantas inilah yang pada akhirnya akan merusak pikiran dan bahkan karakter baik dari pelajar.
Dampak Positif
Meskipun ada banyak penelitian di luar sana yang berfokus pada efek negatif media sosial pada siswa, namun ada juga efek positif yang dibawanya, seperti:
- Produktivitas yang Meningkat
Pada penjelasan di atas sudah disebutkan bahwa media sosial dapat mempengaruhi produktivitas siswa dalam artian negatif.
Namun dengan penggunaan yang bijak, platform media sosial juga dapat memberikan informasi secara instan dan meningkatkan efisiensi serta produktivitas para pelajar. Meningkatnya produktivitas ini dapat membuat siswa menyelesaikan tugas dalam waktu yang lebih singkat.
- Mempermudah Kolaborasi
Para siswa tidak lagi harus datang ke sekolah atau berkumpul di suatu tempat untuk mengerjakan tugas kelompok, karena media sosial seperti Whatsapp, Google Meet, Facebook, Telegram, dan lain sebagainya bisa digunakan untuk membuat grup belajar.
Tak hanya untuk berkirim pesan atau bertukar file, media sosial juga bisa digunakan untuk bertelepon dan bahkan video call dengan beberapa orang sekaligus. Semuanya bisa dilakukan hanya dari rumah masing-masing tanpa perlu mengeluarkan ongkos perjalanan.
- Menambah Pengetahuan
Selain menggunakan media sosial untuk bersenang-senang dan sebagai hiburan, para pelajar juga bisa memperoleh informasi dan ilmu gratis yang mungkin tidak pernah diajarkan di sekolah. Bahkan dengan mobilitas, media sosial bisa dijadikan papan informasi dan buku untuk dibaca saat bepergian.
- Lebih Mudah Mendapat Teman
Media sosial membuat para pelajar lebih mudah untuk mencari dan mendapatkan teman baru hanya dengan menggerakkan ujung jari. Pertemanan yang terjalin benar-benar tidak lagi dibatasi oleh jarak dan cara komunikasi. Tentu saja, hal ini bisa dilakukan hanya dari rumah sambil rebahan atau dari mana saja.
- Akrab dengan Teknologi
Saat ini, sebagian besar pelajar sudah tahu bagaimana cara mengupload gambar, mengedit foto, membuat video yang bagus, menyesuaikan pengaturan laptop atau smartphone, dan bahkan memperbaiki masalah kecil yang terjadi pada gadget.
Hal-hal semacam ini tampak tidak mungkin bagi orang-orang zaman dulu. Namun generasi Z dan kaum milenial bisa belajar dan beradaptasi dengan kecepatan yang tinggi. Keakraban dengan teknologi juga berperan besar dalam membantu siswa mendapatkan pekerjaan di bidang teknologi.
- Menambah Kreativitas dan Media Penyalur Hobi / Bakat
Mulai dari sekedar membuat tampilan feed Instagram yang aesthetic, menulis puisi, atau membagikan tips dan trik serta tutorial tertentu, media sosial adalah alat yang sempurna bagi siswa untuk memamerkan bakat dan karya kreatifnya.
Hal ini terbukti dari banyaknya grup atau komunitas online yang menjadi tempat berkumpulnya para seniman pemula dan profesional untuk sama-sama berbagi karya. Alasan awal mengapa media sosial diciptakan adalah untuk mempermudah komunikasi dan berbagi informasi. Namun seiring waktu, media sosial juga bisa menjadi hal berbahaya dan bahkan mempengaruhi akademis serta masa depan pelajar jika tidak dikontrol dengan benar.